Selasa, 10 April 2012
Sepotong Memory Sahabat Kecilku
Kamis, 29 Maret 2012
Senin, 03 Oktober 2011
Part # 1
Minggu, 18 September 2011
Jika Allah sudah cemburu
Petang sesudah hujan sangat lembab.. tak bisa merasakan sedikit saja hangat. Tentu saja masih ditempat ini, tempat yang sebentar lagi akan tertutup penat. Lambat laun juga akan senyap.. sungguh tak ingin kubagi rasa. Semua serasa ingin habis kulumat. Sudah kumaki…sudah kuludahi..aku bahkan sudah sangat frustasi… tapi setelah semua makian kulontarkan, hanya iniah yang aku dapat.
Seharusnya aku tak seegois itu. Menempatkanmu pada posisi sulit dan harus selalu tampak sempurna. Padahal aku tahu bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu. Dalam sorotan tajam semua yang ada disekitar kita. Dimana tak tahu siapa kawan dan siapa lawan. Aku malah menjadikanmu senjata..menjadikanmu modal segalanya. Tiang penyangga utama. Yang bahkan sekokoh apapun kau akan sirna seperti segala yang fana. Andai saja…selalu andai saja… iya, andai saja aku mencintaimu, siapapun kamu..apapun dirimu..dengan seadanya saja. Dengan apa adanya..dan tak melebihkan semua.
Aku begitu berharap begitu besar sampai-sampai aku buta dan tuli. Aku mengabaikan semua tanda dan peringatan..atau…aku sendiri yang mulai merasa ketakutan?? Karena mulai aku karang-karang cerita agar membuatmu lebih sempurna. Sedangkan kau.. tetap begitu anggun dengan senyuman yang sangat menentramkan jiwa. Begitu tenang..sangat alami… Hingga mengalir cerita yang memang benar adanya. Hanya bumbu dari cerita itu yang aku lebihkan. Berharap akan terlihat lebih enak ditelinga semua. Lalu mereka mengangguk dan bertepuk.. bumbu-bumbu itu..hanya harapanku. Ketidakmampuanku..sesuatu yang sesungguhnya, tidak yakin akan kudapatkan darimu. Aku..sungguh cemburu. Pada sesuatu yang aku tahu tak akan kumiliki darimu.
Lalu suatu ketika, Semua berjalan sempurna..tak ada yang salah. Aku bahkan bangun di jam yang sama seperti kemarin. Seakan dunia semakin cerah saja. Tanda-tanda yang sempurna. Aku mulai berkicau menirukan burung-burung yang bersenandung memuji alam. Aku ingin terbang terbawa hembusan angin yang sepoi-sepoi menerpa dedaunan. Sangat damai ..sepertinya…ini waktu yang tepat. Tapi untuk apa?? Entahlah..
Lalu aku bergegas ingin mengajakmu menikmati semuanya. Ingin kutunjukkan pada dunia bahwa kita segalanya. Aku berlari dan berlari agar aku segera bisa mengajakmu untuk merasa. Semua ingin kubagi..aku hanya ingin dirimu saja. Ingin kuucapkan segala maaf dihari ini. Ingin kubuat tawa terindah di wajahmu yang indah. Ingin kutunjukkan gerakan agar kau bisa kau tarikan dengan lentik jemarimu yang ramah. Aku ingin…ingin semua untukmu… lalu seakan dunia menjadi hitam putih. Tak berwarna..tak ada rasa.. hampa.. kudapati hanya jejakmu. Kau pergi..tak berpaling sedikitpun kearahku
Dan jika Allah sudah cemburu
Masihkah bisa aku alamatkan rinduku padamu?
Atau mungkinkah kusembunyikan engkau didasar waktu?
Agar Allah berhenti cemburu?
Lalu memang siapa aku??
Bukankah cemburu..
tanda cinta yang menggebu??
Malang, 17 September 2011
Aku manusia yang berlumur dosa.. masih sudikah kau menengokku Ya Allah..??
Untuk Bapak.., Mas Alek.., dan sahabatku Nyoe..
My Frist Love alias Cinta Monkey..
kuingat bertahun-tahun yang lalu bukuku penuh dihiasi wajahnya. Mata yang tajam bersinar seperti bintang. Kadang kalau gilaku sedang kumat stadium 3 aku akan memandanginya lama-lama sambil tersenyum bahkan kadang sedih gak tahu sebabnya. Yang lebih bahaya..kalau gilaku kumat stadium 4. Itu jika malam harinya aku memimpikannya. Kegilaan stadium 4 ini pun ada beberapa gejala. Mimpi sedih atau mimpi seneng. Kalau mimpiku sedih..aku pasti seperti kucing yang gak dikasih makan dan tak bertemu tikus selama seminggu. Lemesss…mes…messs… dan sering bergumam “kenapa harus terjadi seperti ini??” sungguh pertanyaan gila untuk orang gila yang mimpi hal gila. Tapi kalau mimpinya seneng… senyumm… senyummm… senyummm… dan aku akan jadi anak paling rajin seluruh kampungku.
Waktu terus berlalu, aku merasa seakan belum begitu kenal denganmu. Meski setiap hari aku bergosip tentang kehidupanmu. Tapi masamu dan masamu sungguh berbeda. Kau semakin bergegas untuk pergi dan akan tinggal kenangan. Sedangkan aku…masih saja memandangi fotomu dalam buku pelajaranku. Lalu tibalah masa itu..kita harus berpisah. Aku berharap kau akan muncul suatu hari nanti. Kau adalah pahlawan yang sungguh menawan.
Aku semakin dewasa, buku pelajaranku pun sudah berganti rupa. Wajahmu yang dulu menemani hariku kini sudah mulai terganti. Tapi kenangannya masih manis terasa. Aku bertemu dengan wajah-wajah baru. Berganti-ganti rupa. Mmmm…beberapa darinya aku jatuh cinta. Tapi kau tetap sepanjang masa.
Mawar merah masihlah bunga favoritku. Karena kau suka sekali dengannya. Dan setiap aku sendiri..akan kupandangi bintang dilangit yang indah seperti matamu. Kadang gilaku kumat sesekali…dan aku bertanya apa kau bahagia disana seperti aku saat ini. Cinta pertamaku… meski tidak akan pernah terungkap padamu.. aku bahagia.
JIKA MUNGKIN KAU BENAR-BENAR ADA
MUNCULAH SEKALI SAJA
AGAR MEREKA TAK MENGANGGAPKU GILA
TAPI JIKA KAU TERLALU SIBUK MENJADI PAHLAWAN DISANA
BACALAH PESAN INI SAJA
AKU MENCINTAIMU
TUXEDO BERTOPENG…
Malang..dihari yang penuh streessssss….
Kutulis untuk cinta pertamaku. Tuxedo bertopeng. Meski kau lebih memilih Usagi (Sailormoon). Cintaku tidak akan terganti… :p
Rabu, 04 Mei 2011
Aku Masih Ingin Merasa
“Maaf…” hanya itu yang ingin kukatakan jika nanti kita bisa bertemu lagi. Jalan yang kita anggap jauh berbeda sudah didepan mata. Andai kau tahu betapa sulit juga bagiku untuk mengerti ini.. namun harus kita jalani. Kutatap rintik hujan yang membias dari balik kaca bus kota. “Aku harus kembali…, kita tidak bisa terus seperti ini. Jalan kita belum berakhir dan janji kita baru diukir.”
Di tepian kota bus berhenti, kuamati pemandangan sekitar yang tak asing bagiku. Rindu menyeruak seakan berlomba dengan rasa haru. Syahdu… “Aku pulang..” ucapku lirih. Kuhela nafas panjang mencoba kuasai diri..setengah hati juga untuk menegarkan keteguhanku yang seakan tergoyahkan. Pilar-pilar sudut kota yang tegak berdiri seakan menyapa. Ingin mengawalku masuk hadapi hal lama yang entah mengapa dibayanganku kini terasa mengasingkanku. Dan aku takut menatap mata-mata itu. Meski selalu dan tak pernah aku lupa katakana..,aku masih sama.
Aku sudah siapkan semua bekal.. hari ini aku tak ingin pulang. Aku ingin mengulang semua yang kumulai dulu. Menyapa teman yang menantiku di pinggiran halte.. atau di alun-alun sana. Rasanya sudah lama sekali aku menaikkan daguku. Pegal rasanya..dan ini waktu yang tepat untuk relax.. kali ini aku aku hanya mengandalkan kamera saku. Benar-benar tak ingin terburu-buru. Tolonglah aku…aku masih ingin merasa..
Kala cinta tak lagi menggema..
aku karam tak bersuara.
Bagai daun kuning jatuh berguguran…
hening khidmat begitu indahnya.
Layak hilang makna berganti rupa…
ternyata bukan tak berharga,
hanya saja…
aku telah berubah makna.
Hhhh…harus aku mulai dari sudut yang mana??? Karena dihatiku ada keyakinan tak lagi memandangku dari sudut yang sama. Aku harus berdiri di tengah dan melangkah.. aku kembali untuk buktikan, mimpiku belumlah berubah.