
Petang sesudah hujan sangat lembab.. tak bisa merasakan sedikit saja hangat. Tentu saja masih ditempat ini, tempat yang sebentar lagi akan tertutup penat. Lambat laun juga akan senyap.. sungguh tak ingin kubagi rasa. Semua serasa ingin habis kulumat. Sudah kumaki…sudah kuludahi..aku bahkan sudah sangat frustasi… tapi setelah semua makian kulontarkan, hanya iniah yang aku dapat.
Seharusnya aku tak seegois itu. Menempatkanmu pada posisi sulit dan harus selalu tampak sempurna. Padahal aku tahu bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu. Dalam sorotan tajam semua yang ada disekitar kita. Dimana tak tahu siapa kawan dan siapa lawan. Aku malah menjadikanmu senjata..menjadikanmu modal segalanya. Tiang penyangga utama. Yang bahkan sekokoh apapun kau akan sirna seperti segala yang fana. Andai saja…selalu andai saja… iya, andai saja aku mencintaimu, siapapun kamu..apapun dirimu..dengan seadanya saja. Dengan apa adanya..dan tak melebihkan semua.
Aku begitu berharap begitu besar sampai-sampai aku buta dan tuli. Aku mengabaikan semua tanda dan peringatan..atau…aku sendiri yang mulai merasa ketakutan?? Karena mulai aku karang-karang cerita agar membuatmu lebih sempurna. Sedangkan kau.. tetap begitu anggun dengan senyuman yang sangat menentramkan jiwa. Begitu tenang..sangat alami… Hingga mengalir cerita yang memang benar adanya. Hanya bumbu dari cerita itu yang aku lebihkan. Berharap akan terlihat lebih enak ditelinga semua. Lalu mereka mengangguk dan bertepuk.. bumbu-bumbu itu..hanya harapanku. Ketidakmampuanku..sesuatu yang sesungguhnya, tidak yakin akan kudapatkan darimu. Aku..sungguh cemburu. Pada sesuatu yang aku tahu tak akan kumiliki darimu.
Lalu suatu ketika, Semua berjalan sempurna..tak ada yang salah. Aku bahkan bangun di jam yang sama seperti kemarin. Seakan dunia semakin cerah saja. Tanda-tanda yang sempurna. Aku mulai berkicau menirukan burung-burung yang bersenandung memuji alam. Aku ingin terbang terbawa hembusan angin yang sepoi-sepoi menerpa dedaunan. Sangat damai ..sepertinya…ini waktu yang tepat. Tapi untuk apa?? Entahlah..
Lalu aku bergegas ingin mengajakmu menikmati semuanya. Ingin kutunjukkan pada dunia bahwa kita segalanya. Aku berlari dan berlari agar aku segera bisa mengajakmu untuk merasa. Semua ingin kubagi..aku hanya ingin dirimu saja. Ingin kuucapkan segala maaf dihari ini. Ingin kubuat tawa terindah di wajahmu yang indah. Ingin kutunjukkan gerakan agar kau bisa kau tarikan dengan lentik jemarimu yang ramah. Aku ingin…ingin semua untukmu… lalu seakan dunia menjadi hitam putih. Tak berwarna..tak ada rasa.. hampa.. kudapati hanya jejakmu. Kau pergi..tak berpaling sedikitpun kearahku
Dan jika Allah sudah cemburu
Masihkah bisa aku alamatkan rinduku padamu?
Atau mungkinkah kusembunyikan engkau didasar waktu?
Agar Allah berhenti cemburu?
Lalu memang siapa aku??
Bukankah cemburu..
tanda cinta yang menggebu??
Malang, 17 September 2011
Aku manusia yang berlumur dosa.. masih sudikah kau menengokku Ya Allah..??
Untuk Bapak.., Mas Alek.., dan sahabatku Nyoe..