Selasa, 10 April 2012

Sepotong Memory Sahabat Kecilku







Ingatkah kau… saat berlomba kita mengumpulkan batu-batu kerikil itu?
Jadikan hiasan kawan..
Masih kah ada? Tempurung kelapa yangkita asah itu?
Jadikan intan..
Lupakah kau? Bungkus-bungkus permen itu?
Meski kita menghayal itu uang… mungkin lebih berharga kawan
Lalu… aku terpisah darimu sekian lamanya…

Saat itu, kau juga pernah melukai aku. Begitu juga aku yang menjambak rambutmu. Kenapa sekarang terasa indah. Dan mungkin bila nanti… saat aku temukan kau lagi.. akan kuhadiahi kau seutas tali rambut semacam sutra. Penghias rambutmu yang indah, yang selalu membuatku iri. Mungkin wajahmu tak lagi seimut dulu. Tapi aku yakin kau bertambah cantik. Apa kau juga  masih suka pada es krim rasa strawberry?  Karena yang coklat harus punyaku..
Banyak yang sudah berganti…, saat kita berpisah tanpa kata dan tanpa selamat tinggal. Aku tak pernah menganggap kau pergi selamanya…bagiku, rumah yang dulu kau tinggali itu..suatu hari akan tertapak oleh kaki-kakimu yang putih itu lagi. Oleh karena itu aku senang sekali saat orang tuaku membelinya. Aku berharap kau pulang lagi.
Tau kah kau aku juga bisa memanjangkan rambutku? Mengoles pipiku dengan pemerah..lalu mengusap bibirku dengan lipstick. Aku banyak berubah..dan pastinya juga kau. Hal-hal yang membuatku tertawa tak pernah aku bagi lagi denganmu. Kau mungkin sudah sibuk dengan urusanmu sendiri disana. Memasak..mungkin juga kau sudah punya baby? Pasti lucu … kuharap tak jahil sepertimu.
Hidup akan terus berjalan kawan..seharusnya saat itu kau tinggalkan pesan. Atau setidaknya alamat..  atau mungkin ini yang terbaik? Saling mengenang? Entah..kapan… suatu hari nanti… teman.. aku mau kita bertemu disuatu pagi. Lalu kita saling memeluk erat. Tak perlu berkata apa dan bagaimana? Tak ingin aku tau segalanya. Aku sadar banyak hal yang mestinya harus kita saksikan sendiri. Tapi aku menunggu saat itu.
Sobat… aku tak lagi melukis..  entah bagaimana aku menghentikan itu. Meski aku masih sangat tertarik dengan lukisan-lukisan sederhana. Yang tak usah memerlukan berumit-rumit teori untuk mengertinya. Terakhir kali aku melukis gerimis..tapi itu lebih menyerupai air mata. Aku tak suka. Lalu berhenti begitu saja. Tapi aku melukis apa yang kulihat dengan cara lain.. aku lukis dengan kata-kata..
Sebagian kecil aku bagikan.. sebagian besar masih aku simpan. Mencari ungkapan yang bisa menggambarkan. Sungguh sulit…tak seperti melukis. Menggambarkan sesuatu dengan kata-kata.. seperti… menggambarkan suara hati. Meski sekarang kau tak bisa lagi menambahkan totol-totol di gambar kucing yang kau bilang anjing, atau kau tambahkan kumis digambar pahlawan, juga menambah coretan besar berwarna hijau di gambar sungaiku dengan alasan sungainya lagi banjir.
Kadang aku ingin kau mengatakan dengan lugas saja apa yang sulit-sulit ingin aku katakan. Sampai masa nanti jika kita tak bisa saling bertemu.. aku harap tulisan ini yang menemukanmu.

Message:
Uli’.. sungainya sudah rusak oleh penambang pasir. Kita tak mungkin lagi cari kijing disana..
Based on true story.. J
#Part 2nya kapan AD??...# “masih cari materi.. maaf ya..terima kasih menanyakannya dan mohon dukungannya selalu # =รจ niru2 pesan yg ada di komik. lucu juga yah? :D :p