Rabu, 16 September 2009

Mobil Jelek




Ada sesuatu yang indah dilihat dari dalam sana. Sebuah cerita dengan iringan senandung lucu. Sepasang senyum dan kekuatan kenangan… (weleh…omong opo toh iki).

Iku lah yang ada dalam pikiranku saat mobil (nuwun sewu…) Jelek bobrok ini melintas. Tentu saja menarik perhatian semua orang..bahkan aku yang duduk dalam angkot yang udah gak punya dashboard-nya (bener gak sih iki tulisanku?). Yang empunya keknya enjoy banget gitu…keliatannya sedang berbincang dengan anak kecil disebelahnya. Wooww!!!! Hanya itu yang ada dipikiranku. Iki moncong mobilnya kemana yach??? Si hidung pesek ini meluncur kalem di jalanan padat kota malang.
Aku langsung berpikiran, mobil jelek buanget ini ndak lagi terlihat jelek saat dia melunjur dengan PD-nya disebelah mobil2 keren yang sedang banyak ngetrend sekarang ini. Kayak ada yang kebalik disini… dia-lah pusatnya. Dia lah indahnya…

Belajar dari mobil jelek ini yukk!!… Jadi diri sendiri, PD.. dan orang akan menyukaimu apa adanya. Dan arti nama-ku akan teramanahkan. Yuhuuuu….

Kamis, 10 September 2009

Renungan..

“Setiap yang bernafas akan mati”

Janganlah mencintai makhluk Allah melebihi Allah Sendiri… dan janganlah pengorbananmu untuknya melebihi apa yang kau korbankan untuk Allah. Sungguh pesan ceramah ini telah mengetukku. Apalagi mengingat tambahan dari catatan yang di kasih jum’at kemaren yang secara tidak langsung mengetukku untuk bertanya, “Seberapa dekat aku pada Allah?” Aku sungguh telah merasa hina, merasa sombong sekali selama ini. Bahkan kadang, aku merasa aku tak ingin terlalu banyak minta untuk meminta satu hal yang yang paling kuinginkan. Aku merasa telah menabung amal, menabung permintaan. Seakan-akan aku merasa paling berhak. Aku melupakan hal yang paling penting..bahwa Allah Maha Pengasih. Allah Maha Pemberi. Dan Allah sangat dekat, melebihi urat leherku sendiri. Hingga kini, aku merasa sangat lemah. Kuputuskan untuk menarik diri sejenak dari hal-hal yang membuatku lupa diri, hal yang mengasyikkan aku, hal-hal yang juga kadang membuatku sakit saat melihatnya. Aku langsung merasa sendiri..tak ada siapa pun yang akan mengerti atas semua yang kurasakan. Bahkan orang yang paling akan kuharapkan mengerti, aku juga tak yakin. Tapi hanya ada Satu yang menerima, tanpa protes, tanpa bertanya kenapa? Tanpa membandingkan.. yang juga tidak pernah menyalahkan air mata yang menetes ini, bahkan saat air mata itu bukan untukNya. Yang selalu mendengarkan keluh kesahku tanpa bosan, tanpa berkata “itu lagi…itu lagi…” Tak penah tidak punya waktu untuk mendengarkan curhatku. Tak merasa aku dibagi cintaNya untukku. Tak ada rasa sakit saat dia mengasihi yang lain. Dia lah Allah….Allah..dan Allah..
Kini, aku yakin satu Hal..Allah lah yang tak pernah meninggalkan aku, saat satu persatu orang meninggalkanku. Tak pernah pergi sedetikpun dari hidupku saat kulihat yang lain melangkah pergi. Tak pernah melupakanku saat yang lain tak ingin mengingatku.

Kuputuskan untuk menjalani hidupku apa adanya. Kuusahakan sebisaku, sebaiknya apa yang bisa aku usahakan. Kuberikan apa yang bisa kuberikan. Dan kuserahkan keputusannya hanya kepada Allah. Karena Dia aku ada, karena Dia aku hidup. Kepada Nya aku akan kembali.. maka kuserahkan rasa ini kepada yang menciptakannya. Terimakasih ya Allah.. Atas semua yang ada padaku..

Dan semoga Allah menjadikan segala sesuatu yang kuinginkan menjadi kebahagiaan. Tanpa banyak yang tersakiti. Amin…

-The End-

Purwosari, 10 September 2009

Rabu, 02 September 2009

Untuk Hati Yang Resah

Wahai hati yang sedang resah

Sedikit sandarkan pada sudut malam

Berhenti bertanya dan rasakan

Pejamkan mata dan saksikan

Ini aku.

Tertatih mengikuti setiap langkahmu

Bersama seluruh kerapuhanku

Terluka tanpa merasa

Peluklah asa dan bahagia

Tersenyumlah, beri aku lentera

Aku kan hilang tanpa makna..





Kertosono,28 August 2009
Ramadhan ke tujuh…

Rindu di Ramadhan ini

Romadhon Ya Syahro Romadhon
Kusebut nama Mu di setiap keheninganku
Meratap kerinduanku atas kekasih Mu
Tak henti sesali kesia-siaan seluruh waktuku
Ampuni kehinaanku Ya Robb..
Ampuni kesombonganku
Ampuni kekhilafanku
Ampuni hari..demi hari..dosaku
Atas hati yang merindui selain engkau Ya Robbi
Ampuni.. ampuni..ampuni…
Romadhon Ya Syahro Romadhon
Telah kuterima anugerah tak terkira
Ramadhan ini..
Cukupkan hatiku dengan Mu
Penuhi hatiku dengan merindui Mu
Ikhlaskan hatiku Ya Allah…



Kertosono, ramadhan ke empat..