Kamis, 29 Maret 2012

Kita Cari Ujung Pelangi




Sore itu kau jemput aku ujung sebuah kota. Tempat kemarin hari kau lepas aku pula.. serasa sudah lama meski sebentar hitungan waktu dunia. Tak banyak kata..meski aku nyerocos gak karuan. Bercerita tentang kejadian di bus yang baru aku tumpangi tadi. Tentang penyanyi dangdut jalanan yang bersuara merdu. Juga tentang rencana-rencana yang sebagian besar, yang sebenarnya hanya rencana konyol pemimpi kelas teri. Kau hanya mengangguk dan mengiyakan..sesekali tertawa jika ada yang kau anggap lucu.
 Lalu kau berhenti di pinggir jalan. Aku terus saja nyerocos tak karuan..kali ini protes karena kau berhenti tanpa mengatakan alasan. “lihatlah itu..” katamu sampil menunjuk ke arah tenggara. Aku terlalu ngambek dan manja untuk menuruti maumu. Lalu kau pegang kepalaku, kau tengokkan kearah mana tadi kau  menunjuk. “Lihattt….” Katamu. Aku diam lalu meloncat-loncat kegirangan. Tak lupa nyengir mirip iklan pasta gigi. Aih…gigi kuda maksudnya.
Lalu kulihat warna-warna indah luar biasa yang semburat menghias rona langit yang biru. Sebuah lukisan agung karya paling indah yang disebut “pelangi”. Untuk beberapa lama aku hanya bisa mengagumi dengan perasaan luar biasa yang tidak bisa aku ungkapkan. Kaupun hanya bisa mengusap-usap kepalaku tanda kau tau bagaimana perasaan yang ingin aku katakan, tapi tak ada bahasa yang bisa mewakilinya. Aku hanya bisa memandangmu dengan senyum bangga. Kau memang keren! Kau selalu tahu aku.
Lalu detik berikutnya aku nyerocos lagi tentang cerita-cerita pelangi. Tentang mitos dan segala hal-hal yang membuatmu mengangguk-angguk lagi. Kau menarikku ke sepeda motor untuk segera meneruskan perjalanan. Aku sedikit enggan.. rasanya sayang kalau harus meninggalkan pelanginya disitu. Lalu entah darimana datangnya ide itu, aku tanya padamu agar kau lupa mengajakku pergi.. “Aku mau pergi kalau kau katakan dimana ujung pelangi itu!”  “Ahhh…mulai manja ya kamu. Ayok pergi..nanti kita cari sama-sama ujung pelanginya” lalu kau tarik tanganku untuk segera berlalu.. “ Apa kau janji kita akan cari ujung pelangi?, nanti kau lupa seperti kau lupa belikan aku es cream saat ulang tahunku..” “Pasti, ini kita sedang nyari ujung pelangi… pasti akan kita lihat ujungnya ayank..”. “Baiklah..” kataku. Dan aku mulai menyanyi lagi di sepanjang jalan itu.
 
Dan jika nanti warna kita menjadi abu-abu

Akan aku ingat pelangi di sore itu

 Lalu kuajak kau berlari bersamaku

Membawa semburat-semburat warnanya untuk terangi

Sampai tiba saatnya.. 

Kita sampai di ujung pelangi




Based on true story….

5 komentar:

Anonim mengatakan...

yang terakhir emang nyanyi nya siapa??

Seagate mengatakan...

Kasih tau dong kalau udah nemu ujung pelanginya hehehe semoga berbahagia :)

Erikson Bin Asli Aziz mengatakan...

welcome back AD! i couldn't be happier! haha.. P.E.L.A.N.G.I tersusun oleh huruf2 yang berlainan tp jadi bermakna. PELANGI tersusun oleh rupa2 warna makanya jadi indah.

M.A.N.U.S.I.A juga tersusun oleh huruf2 yg berlainan juga maka harusnya hidupnya harus bermakna paling tidak untuk lingkup kecil saja, HIDUP terdiri atas rangkaian ragam latar belakang aturannya jadi indah.

Burung Irian Cendrawasih. Cukup sekian dan terima kasih :)

Fly^Pucino mengatakan...

@ anonim... nyanyinya sapa ya? hmmm... lagunya pelangi-pelangi aja deh. karangan sapa ya itu? hihihi

@Seagate apa sigit ya? he... :D nah kemaren waktu liat film anak2 Diego (temennya Dora) dia udah nemu tuh ujung pelangi. tanya Diego yuk.. Go! Go! he...

@ EW.. klo menurutku pelangi itu lukisan abstrak. bener gak sih??? keren!

nunu gongjunim mengatakan...

waah ceritanya bagus b^.^d
saya paling suka cerita yang berhubungan dengan alam...