Sore itu kau jemput aku
ujung sebuah kota. Tempat kemarin hari kau lepas aku pula.. serasa sudah lama
meski sebentar hitungan waktu dunia. Tak banyak kata..meski aku nyerocos gak
karuan. Bercerita tentang kejadian di bus yang baru aku tumpangi tadi. Tentang
penyanyi dangdut jalanan yang bersuara merdu. Juga tentang rencana-rencana yang
sebagian besar, yang sebenarnya hanya rencana konyol pemimpi kelas teri. Kau
hanya mengangguk dan mengiyakan..sesekali tertawa jika ada yang kau anggap
lucu.
Lalu kau berhenti di pinggir jalan. Aku terus
saja nyerocos tak karuan..kali ini protes karena kau berhenti tanpa mengatakan
alasan. “lihatlah itu..” katamu sampil menunjuk ke arah tenggara. Aku terlalu
ngambek dan manja untuk menuruti maumu. Lalu kau pegang kepalaku, kau tengokkan
kearah mana tadi kau menunjuk.
“Lihattt….” Katamu. Aku diam lalu meloncat-loncat kegirangan. Tak lupa nyengir
mirip iklan pasta gigi. Aih…gigi kuda maksudnya.
Lalu kulihat warna-warna
indah luar biasa yang semburat menghias rona langit yang biru. Sebuah lukisan
agung karya paling indah yang disebut “pelangi”. Untuk beberapa lama aku hanya
bisa mengagumi dengan perasaan luar biasa yang tidak bisa aku ungkapkan. Kaupun
hanya bisa mengusap-usap kepalaku tanda kau tau bagaimana perasaan yang ingin
aku katakan, tapi tak ada bahasa yang bisa mewakilinya. Aku hanya bisa
memandangmu dengan senyum bangga. Kau memang keren! Kau selalu tahu aku.
Lalu detik berikutnya aku
nyerocos lagi tentang cerita-cerita pelangi. Tentang mitos dan segala hal-hal
yang membuatmu mengangguk-angguk lagi. Kau menarikku ke sepeda motor untuk
segera meneruskan perjalanan. Aku sedikit enggan.. rasanya sayang kalau harus
meninggalkan pelanginya disitu. Lalu entah darimana datangnya ide itu, aku tanya
padamu agar kau lupa mengajakku pergi.. “Aku mau pergi kalau kau katakan dimana
ujung pelangi itu!” “Ahhh…mulai manja ya
kamu. Ayok pergi..nanti kita cari sama-sama ujung pelanginya” lalu kau tarik
tanganku untuk segera berlalu.. “ Apa kau janji kita akan cari ujung pelangi?,
nanti kau lupa seperti kau lupa belikan aku es cream saat ulang tahunku..”
“Pasti, ini kita sedang nyari ujung pelangi… pasti akan kita lihat ujungnya
ayank..”. “Baiklah..” kataku. Dan aku mulai menyanyi lagi di sepanjang jalan
itu.
“Dan
jika nanti warna kita menjadi abu-abu
Akan
aku ingat pelangi di sore itu
Lalu kuajak kau berlari bersamaku
Membawa
semburat-semburat warnanya untuk terangi
Sampai
tiba saatnya..
Kita
sampai di ujung pelangi “
Based on true story….
5 komentar:
yang terakhir emang nyanyi nya siapa??
Kasih tau dong kalau udah nemu ujung pelanginya hehehe semoga berbahagia :)
welcome back AD! i couldn't be happier! haha.. P.E.L.A.N.G.I tersusun oleh huruf2 yang berlainan tp jadi bermakna. PELANGI tersusun oleh rupa2 warna makanya jadi indah.
M.A.N.U.S.I.A juga tersusun oleh huruf2 yg berlainan juga maka harusnya hidupnya harus bermakna paling tidak untuk lingkup kecil saja, HIDUP terdiri atas rangkaian ragam latar belakang aturannya jadi indah.
Burung Irian Cendrawasih. Cukup sekian dan terima kasih :)
@ anonim... nyanyinya sapa ya? hmmm... lagunya pelangi-pelangi aja deh. karangan sapa ya itu? hihihi
@Seagate apa sigit ya? he... :D nah kemaren waktu liat film anak2 Diego (temennya Dora) dia udah nemu tuh ujung pelangi. tanya Diego yuk.. Go! Go! he...
@ EW.. klo menurutku pelangi itu lukisan abstrak. bener gak sih??? keren!
waah ceritanya bagus b^.^d
saya paling suka cerita yang berhubungan dengan alam...
Posting Komentar